Pada tanggal 14 Maret 2024, dalam episode YouTube podcast Avoskin (AVODCAST) yang berjudul “Skincare Brand kok bantu proses rehabilitasi Orangutan? Apa kaitannya?”, diundanglah Kak Ariella Kurnia sebagai Media and PR coordinator of BOS Foundation dan Kak Nadine, salah satu Orangutan Warriors of BOS Foundation. Dalam diskusi tersebut, dibahas beragam aspek tentang perlindungan orangutan di Indonesia, yang menjadi fokus perhatian BOS Foundation.
1. Tentang BOS Foundation dan Narasumber
BOS Foundation, yang merupakan singkatan dari Borneo Orangutan Survival Foundation, adalah sebuah NGO asli Indonesia yang berdiri sejak tahun 1991. Organisasi ini memiliki misi utama untuk menyebarkan kesadaran kepada masyarakat Indonesia dan dunia akan pentingnya peran orangutan dalam ekosistem hutan dan vegetasi secara luas.
BOS Foundation memiliki lokasi operasional di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah, dan Samboja Lestari, Kalimantan Timur. Kehadiran mereka di dua lokasi ini memungkinkan upaya rehabilitasi dan pelestarian orangutan dilakukan secara efektif.
Salah satu poin menarik dari podcast tersebut adalah latar belakang motivasi keikutsertaan Kak Ariella di BOS Foundation pada tahun 2010. Setelah lulus dari kuliah di Inggris, Kak Ariella tergerak hatinya untuk menyelamatkan habitat orangutan di Kalimantan Tengah yang telah rusak dan menyebabkan masalah serius bagi spesies ini. Keikutsertaannya di BOS Foundation menjadi langkah nyata dalam melindungi orangutan dan lingkungan mereka.
2. Fungsi Ekologis Orangutan yang Sangat Krusial untuk Keanekaragaman dan Kestabilan Ekosistem Hutan
Orangutan memiliki kemampuan menjelah yang sangat handal. Mereka dapat bergelayutan dan berkeliling hutan sejauh 60 kilometer dalam waktu tertentu.
Feses orangutan memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesuburan dan stabilitas ekologi hutan. Ketika orangutan mengonsumsi buah-buahan dan tumbuhan di hutan, mereka juga menyebar benih-benih tanaman melalui feses mereka. Benih-benih ini kemudian tersebar di berbagai area hutan, membantu dalam regenerasi dan pertumbuhan berbagai spesies tanaman.
Feses yang mengandung benih-benih ini menjadi sumber nutrisi yang kaya bagi tanah, mengandung nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
Proses dispersi benih oleh orangutan melalui feses mereka juga membantu dalam meningkatkan keanekaragaman jenis tanaman di hutan. Dengan menyebar benih-benih dari berbagai jenis tumbuhan yang mereka konsumsi, orangutan membantu dalam memperkuat keragaman genetik dan spesies tanaman di hutan.
Selain itu, feses orangutan juga menjadi sumber nutrisi bagi tanah dan mikroorganisme di hutan. Proses dekomposisi feses menghasilkan nutrisi tambahan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, serta menyediakan sumber makanan bagi berbagai organisme tanah.
Dengan demikian, feses orangutan bukan hanya membantu dalam regenerasi dan pertumbuhan tanaman, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian kesuburan dan stabilitas ekologi hutan secara keseluruhan.
Orangutan adalah bagian penting dari ekosistem hutan. Fakta unik, orangutan berbagi 97% DNA manusia, sehingga perlindungan mereka juga berarti melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem di mana mereka hidup.
3. Proses Rehabilitasi dan Pendidikan Anak Orangutan
Proses sekolah hutan bagi orangutan yang direhabilitasi oleh BOS Foundation merupakan suatu perjalanan yang teliti dan terstruktur. Secara garis besar, berikut beberapa langkah yang dilakukan BOS Foundation dalam melakukan rehabilitasi dan pendidikan kepada bayi orangutan.
1. Tahap Pengecekan Kesehatan
Tahap awal dimulai dengan pengecekan kesehatan menyeluruh untuk memastikan bahwa bayi orangutan tersebut dalam kondisi yang optimal sebelum memasuki fase rehabilitasi. Banyak dari mereka yang datang dengan kondisi yang rentan, seperti dehidrasi atau infeksi kulit, sehingga perawatan medis menjadi bagian penting dalam upaya penyembuhan mereka. Setelah keadaan kesehatan stabil, mereka akan ditempatkan di nursery school, di mana mereka diperkenalkan pada lingkungan alamiah yang mereka butuhkan untuk berkembang.
2. Tahap Nursery School,
Di nursery school, para bayi orangutan diberikan kesempatan untuk memperoleh keterampilan dasar yang sangat penting, seperti kemampuan memanjat dan mencari makan di alam liar. Ini merupakan langkah awal dalam proses adaptasi mereka terhadap kehidupan di hutan. Selama periode ini, perawatan yang intensif dan penuh kasih dari staf BOS Foundation membantu memastikan bahwa setiap orangutan mendapat perhatian dan dukungan yang mereka perlukan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.
3. Forest School, Dimana Anak Orangutan Diberikan Pembekalan Survival Skill
Kemudian, mereka akan maju ke tahap forest school, di mana mereka terlibat dalam aktivitas yang lebih kompleks dan beragam. Forest school memungkinkan para orangutan untuk belajar keterampilan yang lebih lanjut, seperti menemukan makanan yang berbeda, berinteraksi dengan lingkungan hutan yang lebih luas, dan mengasah insting alami mereka untuk bertahan hidup.
Selama tahap ini, para orangutan juga ditempatkan dalam kelompok-kelompok yang sesuai dengan usia dan kemampuan mereka, yang memastikan bahwa mereka mendapat perhatian dan bimbingan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu mereka.
4. Tahap Pra Pelepasliaran untuk Menilai Kemampuan Survival Orangutan Sebelum Dilepasliarkan
Tahap pra pelepasliaran merupakan tahap penting dalam proses rehabilitasi orangutan yang dilakukan oleh BOS Foundation. Setelah melewati berbagai tahapan pendidikan alam di nursery school dan forest school, orangutan dipindahkan ke pulau pra pelepasliaran sebagai persiapan terakhir sebelum dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya. Di pulau ini, mereka diberikan lingkungan yang lebih mirip dengan hutan liar, namun masih dalam lingkungan yang terkontrol dan dipantau oleh tim rehabilitasi.
Selama berada di pulau pra pelepasliaran, orangutan akan diperhatikan secara ketat oleh tim ahli untuk memantau perilaku dan kesehatan mereka. Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan orangutan dalam mencari makan, membangun sarang, beradaptasi dengan perubahan cuaca, serta interaksi dengan lingkungan dan spesies lainnya. Pemantauan yang cermat ini bertujuan untuk menentukan kesiapan orangutan untuk dilepasliarkan ke habitat hutan liar secara permanen.
Pemantauan dan evaluasi yang teliti selama tahap pra pelepasliaran memastikan bahwa orangutan yang dilepasliarkan kembali ke alam liar memiliki kemampuan adaptasi dan kemandirian yang cukup untuk bertahan hidup secara mandiri. Dengan demikian, tahap ini menjadi langkah krusial dalam upaya menjaga keberhasilan rehabilitasi orangutan dan memastikan kelangsungan hidup mereka di lingkungan alami yang sesungguhnya.
Dengan demikian, proses sekolah hutan orangutan bukan hanya merupakan langkah penting dalam rehabilitasi fisik mereka, tetapi juga merupakan fondasi bagi kemampuan mereka untuk kembali ke alam liar dengan sukses dan mengintegrasikan diri kembali ke lingkungan alam mereka yang sebenarnya.
5. Komitmen yang Kuat untuk Ikut Serta dalam Perlindungan Orangutan
Avoskin, sebuah merek perawatan kulit, telah melakukan langkah luar biasa dengan mengadopsi dan terlibat dalam rehabilitasi serta pendidikan alam untuk empat ekor orangutan yang diberi nama Bumi, Jelapat, Taymur, dan AVO. Langkah ini menunjukkan tanggung jawab sosial dan kepedulian lingkungan dari perusahaan tersebut.
Melalui kerja keras BOS Foundation dan dukungan dari berbagai pihak, salah satunya Avoskin, harapan untuk melindungi dan memulihkan populasi orangutan di Indonesia menjadi semakin mungkin. Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangatlah penting dalam upaya ini, karena orangutan tidak hanya penting bagi ekosistem, tetapi juga merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan alam Indonesia yang kaya dan berharga.
Last Updated on March 25, 2024
No Comment