Dalam rangka merayakan Hari Laut Sedunia, Avoskin tanam 100 terumbu karang sebagai wujud kepedulian pada lingkungan. Simak selengkapnya di sini!
Lautan menutupi lebih dari 70% planet ini. Ini adalah sumber kehidupan kita, mendukung rezeki umat manusia dan setiap organisme lain di bumi. Lautan menghasilkan setidaknya 50% oksigen planet ini, merupakan rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati bumi, dan merupakan sumber utama protein bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia. Belum lagi, laut adalah kunci ekonomi kita dengan perkiraan 40 juta orang dipekerjakan oleh industri berbasis laut pada tahun 2030.
Lautan memiliki banyak manfaat untuk kelangsungan hidup manusia, tetapi laut kini membutuhkan dukungan. Dengan 90% populasi ikan besar habis, dan 50% terumbu karang hancur. Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan keseimbangan baru dengan lautan yang tidak lagi menghabiskan kekayaannya, melainkan memulihkan semangatnya dan memberinya kehidupan baru. Hal ini yang mendasari Avoskin melakukan kegiatan penanaman terumbu karang saat Hari Laut Sedunia.
Revitalisasi: Aksi kolektif untuk laut” adalah tema Hari Laut Sedunia 2022
Dengan adanya tema spesifik pada Hari Laut Sedunia, Avoskin juga ingin memberikan kontribusi nyata untuk laut salah satunya dengan melakukan penanaman 100 terumbu karang bersama dengan Kertabumi Institute. Kertabumi adalah kewirausahaan sosial yang concern dengan isu lingkungan. Avoskin bersama Kertabumi menanam terumbu karang tersebut di Pulau Tidung, DKI Jakarta. Di pulau ini memang tempat penangkaran terumbu karang dan selanjutnya terumbu karang tersebut akan ditempatkan di lautan bebas. Jenis terumbu karang yang ditanam yaitu Acropora Cervicornis yang memiliki daya tahan tinggi dan pertumbuhan cepat. Sehingga harapannya tidak mudah rusak dan bisa segera diletakkan di lautan bebas. Penanaman ini ada beberapa tahap yaitu :
- Tahap Persiapan : memilih dan mempersiapkan terumbu karang yang akan ditanam
- Tahap peletakan : peletakan dan pengikatan terumbu karang di kerangka besi
- Tahap monitoring : Tahap ini dilakukan oleh team Kertabumi setiap bulan selama 6 bulan setelah peletakan. Pelaporan monitoring berupa dokumentasi foto perkembangan terumbu karang secara komunal atau dalam satu kerangka rumah. Apabila terdapat terumbu karang yang mati selama masa monitoring, Kertabumi akan mengganti dengan anak terumbu karang baru.
Kontribusi dalam restorasi terumbu karang tidak hanya berfungsi untuk mengembalikan fungsi ekosistem laut, menyerap dan menyimpan emisi karbon, tapi juga berdampak secara sosial ekonomi bagi masyarakat sekitar. Terumbu karang yang sehat menjadi rumah dari berbagai ikan yang bermanfaat untuk nelayan setempat dan meningkatkan eco-tourism.
Last Updated on May 16, 2024
No Comment