Kalau ada peluang saya selalu mencobanya, urusan untung rugi itu belakangan. Yang penting saya bisa dapat learning point nya!
Deviannisa Nurlaeli
Deviannisa Nurlaeli atau yang akrab disapa Nisa tak pernah menyangka bahwa dirinya kini berhasil mendirikan perusahaannya sendiri. Berawal dari kecintaannya menggunakan produk Avoskin, di tahun 2015 ia akhirnya mencoba menerima tawaran untuk menjadi reseller.
Semua kegiatan berjualan Nisa lakukan sendirian sembari bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta. Tidak memiliki latar belakang ilmu pemasaran, tak pelak Nisa kerap dihadapkan beberapa kali hambatan dalam berbisnis.
Melihat potensi yang bagus, pada Agustus 2018 Nisa akhirnya memutuskan resign dari perusahaan demi fokus berbisnis. Saat ini terdapat 11 orang yang sudah direkrut Nisa untuk mengolah usahanya.
Berkat perkembangan bisnis yang kian besar, Nisa berhasil membangun rumah dan memiliki kendaraan pribadi sendiri. Pencapaian lain yang juga membanggakan dari Nisa yakni telah mengubah usahanya menjadi perusahaan terbatas (PT) pada awal tahun 2022. Bahkan ia sudah ada rencana akan mendirikan offline store di daerah Jawa Barat.
Menarik untuk disimak, yuk intip kiat apa saja yang diterapkan Nisa hingga ia berhasil seperti sekarang.
1. Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Sebelum menjadi reseller Avoskin, latar belakang Nisa adalah seorang engineer yang bekerja di perusahaan swasta. Rutinitas kerja dari pagi hingga sore dengan jobdesk yang ajeg terkadang membuat Nisa merasa statis. Sebab, ia bekerja karena memang ada tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Bergabung menjadi reseller merupakan langkah pertama Nisa untuk keluar dari zona nyaman. Walaupun Nisa sendiri masih belum mengetahui seluk beluk tentang marketing. Tidak ada ekspektasi lebih, saat itu Nisa sempat berpikir apabila produknya tidak terjual toh masih bisa digunakan sendiri.
Mulanya, Nisa hanya berani mengambil 4 paket Deluxe Series Avoskin. Dengan modal nekat ia mencoba menawarkan produk ke orang sekitar. Berkat konsistensinya, yang semula hanya mengambil 4 paket kemudian naik menjadi 10 paket, lalu 30 paket, hingga sekarang bisa lebih dari 100 paket.
Sebagai pemula, Nisa tak pernah takut untuk bersaing dengan reseller lain. Sebab yang namanya kompetitor dalam bisnis akan selalu ada. Jadi, untuk memulai sebuah perubahan dalam hidup memang harus berani mengambil resiko, bahkan berani mengambil sesuatu yang baru.
Menurut Nisa, apabila tidak berani justru semakin membuat kita takut untuk menjalani. Fenomena itulah yang sering juga Nisa jumpai dari reseller seangkatannya yang harus mundur di tengah jalan.
Selain berani, untuk keluar dari zona nyaman juga harus diiringi dengan pikiran yang optimis. Nisa teringat saat bisnisnya sudah mulai berkembang, ia sempat bimbang untuk lanjut bekerja atau memilih fokus berbisnis. Optimis bahwa bisnisnya memiliki peluang yang bagus kedepannya, serta dapat memberikan manfaat. Nisa akhirnya membulatkan tekad mengambil langkah berani untuk resign dari pekerjaannya.
2. Perhitungan
Sebagai pebisnis memang kita tidak boleh takut untuk mencoba berbagai hal. Namun bagi Nisa, hal tersebut tidak berlaku untuk orang-orang yang ingin memulai sebuah usaha. Mencoba berbagai strategi untuk bisnis memang bagus, namun tetap harus perhitungan. Sebagai pemula, kita harus pandai memperhitungkan apakah tindakan yang diambil tersebut potensial atau tidak. Jangan sampai melangkah tanpa pemikiran yang matang.
Setahun menjadi reseller sembari bekerja, Nisa memperkirakan hasil penjualan produk apabila dihitung secara finansial memiliki potensi penghasilan yang besar. Apabila ia lebih fokus untuk mengembangkan usahanya, bisa jadi bisnis yang ditekuni berkembang lebih pesat.
Menurut Nisa, kalau merasa hal tersebut potensial, tidak ada salahnya untuk dicoba. Kalau semisal perhitungan meleset berarti kita harus cari tahu lagi apa yang salah untuk bisa diperbaiki kedepannya.
3. Pandai Menangkap Momen
Saat mendapat tawaran untuk menjadi reseller dari pihak Avoskin, Nisa justru melihatnya sebagai sebuah kesempatan. Karena merasa jenuh dengan pekerjaannya, pilihan menjadi reseller menjadi langkah awal Nisa untuk berani mencoba hal baru dalam hidupnya.
Nisa menyadari memang belum memiliki bekal dalam ilmu marketing. Saat pertama kali produk yang dijual habis, Nisa tidak pikir panjang untuk merestock kembali produk Avoskin dengan jumlah lebih banyak. Melihat feedback dari konsumen yang bagus membuat Nisa tidak ingin melewatkan momen tersebut untuk lebih giat berjualan.
Pada suatu waktu Nisa mendapatkan tantangan dari Avostore untuk meningkatkan penjualannya. Sempat ragu, namun ia justru merasa kesempatan tersebut tidak akan datang untuk kedua kalinya. Merasa momen tersebut kesempatan emas, Nisa akhirnya mengajukan pinjaman ke bank untuk pembesaran usaha.
Sempat merasa berada di zona nyaman karena usahanya mulai berkembang dengan stabil. Adanya tantangan dari Avostore merupakan momen bagi usaha Nisa untuk berkembang menjadi lebih besar lagi.
Keberaniannya mengambil setiap kesempatan yang datang kini membuahkan hasil yang memuaskan. Nisa tidak bisa membayangkan apabila tawaran tersebut ditolaknya mungkin usahanya akan berjalan monoton hingga sekarang.
4. Kemauan Untuk Terus Belajar
Nisa selalu menanamkan dalam dirinya bahwa belajar itu tidak mengenal batasan usia dan bisa kita dapat dari mana saja. Tidak bisa dipungkiri, Nisa sempat merasa kewalahan ketika pertama kali menjual produk Avoskin. Sebab ilmu mengenai optimasi sosial media pada saat itu memang belum banyak.
Menerapkan prinsip trial & error, Nisa memanfaatkan platform BlackBerry Messenger (BBM) dan Facebook untuk membagikan ulasannya terkait produk Avoskin. Tak disangka, konten review pada saat itu justru mendatangkan banyak konsumen. Bahkan setiap kali konsumen mengirim testimoni selalu ia screenshot untuk diunggah lagi menjadi konten.
Pengalaman memang menjadi guru terbaik bagi Nisa. Seiring perkembangan teknologi, Nisa mulai mengikuti beberapa kursus pengembangan skill maupun forum sharing bersama reseller lain. Dari sana, ia banyak sekali mendapatkan insight terkait dunia marketing.
Belajar juga Nisa peroleh dari kegagalan yang pernah ia alami. Beberapa kali Nisa pernah merasa stuck, hingga mengalami kerugian yang cukup besar. Dengan mencari dan mempelajari penyebab dari masalah dapat menjadi learning point untuk membuat keputusan kedepannya.
Nisa menyatakan di era digital saat ini kita lebih mudah untuk bisa mengakses berbagai ilmu pengetahuan. Semua orang sebenarnya memiliki potensi untuk dapat memulai usaha. Asalkan individu tersebut memiliki niat yang kuat untuk mau belajar.
Sampai saat ini pun Nisa masih aktif belajar, terutama mengenai leadership. Sebab, tantangan terbesar Nisa saat ini yakni membangun jiwa kepemimpinannya dalam berbisnis. Menurutnya, memimpin tim itu jauh lebih sulit ketimbang mencari cara untuk menaikkan penjualan, karena harus memahami karakteristik tiap anggota.
5. Memotivasi Orang Lain Untuk Berkembang
Menjalankan sebuah bisnis tidak serta merta membuat Nisa mengabaikan peran setiap orang yang ada disekitarnya. Salah satu harapan Nisa ketika membangun usaha yakni ingin lebih banyak menyerap tenaga kerja. Terutama memberdayakan potensi anak muda yang masih belum memiliki pengalaman.
Menurut Nisa salah satu bisnis dapat berkembang karena adanya investasi pada sumber daya manusia. Jadi, tidak hanya berkembang dari sisi owner dan bisnis, melainkan anggota tim juga. Ketika ada kursus terbuka yang bisa memberikan manfaat bagi perusahaan, Nisa selalu mengajak anggota timnya untuk ikut. Kursus yang diikuti juga biasanya seputar digital marketing, media sosial, maupun customer service.
Sebuah kepuasaan tersendiri bagi Nisa bisa memberikan manfaat untuk orang lain. Sehingga, apabila ada anggota timnya yang memutuskan keluar, setidaknya sudah ada bekal yang bisa dibawa ke tempat lainnya.
6. Support Orang Sekitar
Nisa mengungkapkan bahwa keberhasilan yang ia raih saat ini tidak terlepas dari peran keluarga maupun tim Avostore. Ia teringat, kali pertama memulai usaha hingga memutuskan resign demi bisnis, keluargalah yang selalu ada disampingnya. Tidak hanya mendukung pilihan Nisa, keluarga juga menjadi tempat Nisa untuk bertukar pikiran di kala ia dalam situasi yang sulit.
Saat bergabung bersama Avoskin, Nisa seolah diajarkan untuk mencintai apa yang sedang ia kerjakan. Bagi Nisa, dukungan tim Avoskin tidak pernah lepas mengiringi perjalanan bisnisnya.
Masih teringat jelas di benak Nisa, ketika CEO Avoskin berkunjung ke Jakarta untuk mengunjungi para reseller, sekaligus memberikan pemaparan mengenai kondisi Avoskin kedepannya. Optimisme yang disampaikan CEO Avoskin makin mengguncah Nisa untuk lebih bersemangat lagi untuk mengembangkan usaha. Sebagai reseller, Nisa sangat merasa dirangkul dengan sikap tim Avoskin yang terbuka dan ramah.
Setelah menyimak beberapa kiat dari Nisa, maka bisa dipahami bersama bahwa keberhasilan menjalankan usaha membutuhkan waktu yang tidak instan. Keberanian, konsistensi, pantang menyerah, dan kemauan untuk terus belajar adalah bekal utama.
Bergabung menjadi reseller malah membuat Nisa menemukan minatnya untuk mendalami ilmu marketing. Saat ini, ia sangat menikmati perannya sebagai pemimpin dalam perusahaannya sekaligus ibu rumah tangga.
Terakhir Nisa berpesan bahwa setiap orang memiliki peluang untuk berhasil. Tidak ada batasan untuk kita belajar asalkan ada keinginan dan kemauan diri untuk maju. Terutama bagi perempuan yang sudah berkeluarga justru dapat menjadi semangat lebih untuk memulai usaha dari rumah. Selain bisa meluangkan waktu mengurus rumah tangga, juga bisa membantu perekonomian keluarga.
Last Updated on July 24, 2022
No Comment