Permasalahan remaja masa kini memang sangat kompleks dan tidak sederhana. Seperti apa sih permasalahan remaja di Indonesia saat ini?
Masa remaja menjadi masa yang penuh energi, rasa keingintahuan, ekspresif, dan pastinya pencarian identitas. Sayangnya, saat anak tumbuh menjadi remaja maka mereka pasti akan menghadapi banyak kebungungan yang bisa mendorong pada permasalahan remaja.
Baca Juga : Mengenali Insecure, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Bagi remaja, hal kecil bisa terasa besar untuk mereka. Lalu, permasalahan remaja apa saja sih yang ada pada kehidupan remaja? dan bagaimana solusinya?
10 Permasalahan Remaja Saat ini (Secara Umum) :
Dengan mengetahui berbagai permasalahan remaja saat ini yang terjadi, diharapkan kamu sebagai remaja atau orang tua lebih waspada sehingga semakin mudah untuk mencegahnya. Berikut ini hal-hal yang terjadi di masa remaja di Indonesia adalah :
1. Masalah Penampilan Fisik dan Media Sosial
Titik awal munculnya permasalahan remaja adalah ketakutan yang berlebihan jika mereka tidak diterima oleh suatu kelompok. Pada dasarnya, remaja perlu untuk merasa diterima di satu kelompok. Padahal, standar mengenai penampilan itu memang tidak tertulis tetapi mereka rasakan. Remaja cenderung fokus pada penampilan fisik dan penampilan di media sosial.
Nah, masalah ini dipengaruhi oleh pubertas yang sedang dialami remaja. Tentunya, perubahan emosi dan fisik tidak bisa dibiarkan begitu saja oleh mereka karena memang sedang masanya fokus pada penampilan fisik. Permasalahan remaja akan lebih intens jika kekhawatiran akan penampilan fisik dan pengaruh media sosial terlalu membebani mereka.
Diungkapkan oleh Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi., Psikolog Anak dan Remaja, ada salah satu penelitian yang membahas mengenai pengaruh media sosial pada kalangan remaja. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja merasa cemas ketika orang lain menemukan foto mereka di-tag di media sosial dan foto mereka terlihat tidak menarik.
Selain itu, remaja juga merasa cemas ketika foto selfie mereka memiliki jumlah like yang lebih sedikit dari sebelumnya. Mereka akan cenderung berpikir “apakah aku sekarang jadi lebih jelek ya?”
Beberapa permasalahan remaja terkait penampilan fisik dapat membuat kecemasan yang berpotensi berbahaya. Masalah remaja berikutnya adalah lebih kepada faktor yang menyebabkan penampilan para remaja menjadi hal penting. Faktor permasalahan remaja itu dapat berbentuk seperti cinta dan tekanan dari teman sebaya.
2. Masalah Hubungan Percintaan Remaja
Permasalahan remaja selanjutnya terkait dengan romansa. Aliran hormon yang meningkat pada tubuh remaja membuatnya semakin memiliki banyak emosi, salah satunya percintaan. Perubahan hormon dari usia anak-anak menuju remaja memang terjadi secara tiba-tiba.
Baca juga: Menghargai Diri Sendiri dengan Self Love, Bagaimana Caranya?
Hal ini memang wajar dirasakan, tetapi kadang menyebabkan perubahan tingkah laku dan pola pikir yang tentunya cukup rumit. Ketertarikan pada lawan jenis ini bisa menyebabkan seorang remaja melihat dirinya sebagai sosok yang menarik atau tidak.
Seorang remaja lebih peduli pada penampilan agar orang yang disukai mulai tertarik pada dirinya. Munculnya permasalahan remaja dapat terpicu oleh kecemasan yang berlebihan terhadap penampilan diri dihadapan orang yang dia sukai.
Melalui permasalahan remaja ini, bisa timbul kecemasan berlebihan, tidak percaya diri, serta minder saat berinteraksi dengan teman disekitarnya.
3. Tekanan dari Teman Sebaya
Tekanan dari teman sebaya memaksa anak remaja untuk berperilaku sesuai dengan peraturan yang sudah disepakati sebelumnya. Nah, peraturan ini bukan tidak mungkin akan membuat mereka semakin solid atau bahkan tertekan.
Ikatan pertemanan pada remaja memang tampak rumit. Bahkan, ikatan pertemanan yang indah sering muncul dengan masalah-masalah sederhana tetapi terasa berat. Khususnya perempuan yang memiliki kebiasaan membandingkan penampilan atau tubuh mereka.
Belum lagi komentar teman sebaya mereka tentang kondisi kulit, warna kulit, atau bentuk tubuh. Permasalahan remaja saat ini dapat timbul ketika komentar buruk serta judgement negatif terhadap penampilan fisik menyakiti perasaan remaja yang secara alamiah masih emosional.
4. Masalah Pendidikan
Masa remaja adalah masa dimana mereka harus terus membuktikan diri mereka dengan mencetak nilai setinggi mungkin serta meraih prestasi yang membanggakan. Masalah pendidikan remaja dapat menjadi masalah yang cukup serius ketika terjadi kecemasan berlebihan untuk membuktikan eksistensi diri.
Meskipun bagi masa depan memang penting, memaksakan suatu hal ini akan membuat tekanan besar pada anak remaja. Hal ini akan menyebabkan masalah berupa stres jika tidak segera diatasi dan terus didampingi.
Ketatnya persaingan dunia pendidikan tentunya menjadi beban pikiran para remaja. Nah, persaingan nilai antara satu dan yang lainnya ini akan menyebabkan stress bahkan masalah lebih serius.
Padahal, mendapatkan nila rendah bukan berarti tidak berpendidikan atau kurang berbakat, karena ada hal lain yang bisa membuktikan kemampuan seseorang.
5. Masalah dan Gangguan Selera Makan
Karena terobsesi untuk memiliki tubuh yang sempurna hingga melakukan berbagai cara yang menyebabkan gangguan makan seperti anorexia nervosa, bulimia nervosa atau binge eating disorder.
Benar. Gangguan selera makan menjadi salah satu masalah remaja yang dapat menjadi cukup serius. Masalah kesehatan remaja dapat muncul ketika remaja terobsesi dengan standar tubuh ideal hingga melalaikan pola makan sehat dan bergizi.
Secara alamiah, masa remaja sering disebut sebagai masa pertumbuhan, sehingga asupan makan normal seharusnya lebih besar.
Remaja yang mengidap anoreksia akan makan sangat sedikit karena khawatir menjadi gemuk dan mengalami masalah kesehatan jangka. Beberapa masalah kesehatan yang dialami adalah penurunan berat badan sangat drastis, siklus menstruasi berhenti, kulit kering dan rambut rontok, serta terhambatnya pertumbuhan.
6. Masalah Bullying atau Penindasan
Maraknya bullying pada teman sebaya menjadi masalah yang cukup serius. Penindasan atau biasa disebut dengan bullying adalah masalah remaja yang mengganggu kehidupan remaja dan fokusnya dalam menempuh pendidikan.
Tentunya, dampak lebih berat dari permasalahan remaja bullying adalah dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku remaja yang menjadi korban.
Indonesia adalah salah satu negara yang masih mengalami angka kejadian bullying cukup tinggi, seperti perilaku intimidasi di kalangan remaja. Kementerian Sosial Indonesia pada tahun 2013 melakukan survei dan hasil menunjukkan bahwa satu dari dua remaja (47,45%) dan satu dari tiga remaja wanita {35,05%) mengalami intimidasi.
Dilansir dari UNAIR news, hasil Survei Kesehatan Siswa berbasis Sekolah Global tahun 2015 menunjukkan bahwa 24,1% remaja pria dan 17,4% remaja wanita telah mengalami intimidasi. Hasil riset ini menujukkan angka tinggi korban bullying (19,9%) terjadi pada kalangan remaja di sekolah.
7. Kecanduan Gadget
Kecanduan gadget mengarah kepada berbagai permasalahan remaja saat ini yang sering ditemui. Remaja kian senang menyusuri dunia online/ intenet yang membuat mereka terkadang hingga lupa waktu dan kesulitan membagi momen dengan kegiatan lainnya.
Banyak remaja yang sudah tidak kenal lagi dengan tetangga kompleksnya, bahkan sampai menarik diri dari keluarga. Remaja mulai sungkan mengungkapkan perasaan mereka dan lebih suka membagikan isi hatinya melalui media sosial.
Adanya media sosial tidak hanya memengaruhi kecemasan remaja terhadap fisik mereka seperti yang sudah dijelaskan di point 1, namun juga sering mengakibatkan mereka lupa untuk bersosialisasi di dunia nyata.
Melalui gadget, remaja bisa mengakses berbagai hal bahkan menjadi siapapun yang mereka inginkan. Hal ini membuka kesempatan cyberbullying karena mereka bisa menjadi orang lain melalui akun palsu dan melakukan penindasan terhadap remaja lainnya.
Kecanduan gadget ini selain melalui media sosial juga bisa jadi melalui game online dan situs internet terlarang. Akibatnya mereka juga tidak bisa membagi waktu untuk melakukan kewajiban mereka sebagai pelajar, yaitu belajar. Kebiasaan yang kurang baik ini dapat menyebabkan performa akademik remaja menurun.
8. Perubahan Emosional/ Isu Kesehatan Mental
Selain perubahan fisik, remaja juga bisa mengalami perubahan emosional yang tidak sama lagi ketika mereka masih anak-anak. Dengan beranjak remaja, mereka akan mengenal lebih banyak orang dan terpapar berbagai pengaruh yang bisa jadi menekan mental mereka.
Bahkan menurut Hurlock (2006), masa remaja bisa dibilang sebagai masa badai karena masa ini merupakan peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Masa remaja membutuhkan banyak pengertian dan penjelasan dimana tidak semua remaja diberkahi dengan lingkungan yang bisa mengerti, mendukung, atau menjelaskan dengan tepat tentang mana yang baik dan buruk.
Masa badai yang diikuti dengan banyak pencarian ini dapat mengganggu keseimbangan emosional dan memengaruhi kondisi mental mereka.
9. Kurangnya Panutan/ Role Model
Seperti yang telah dijelaskan di point 8, remaja akan banyak melakukan pencarian terhadap jati diri mereka untuk mempersiapkan diri menjadi dewasa. Sama seperti riset, pencarian ini membutuhkan sumber yang jelas dan mereka sebaiknya paham akan menjadi seperti apa bahkan seperti siapa.
Role model/ panutan yang baik akan membimbing mereka dan selalu mengingatkan remaja dalam mengambil keputusan-keputusan. Pentingnya panutan adalah menjadi pembatas yang jelas antara apa yang benar dan salah dalam pencarian jati diri remaja.
Baca Juga : Tips Menghadapi Hari Senin dengan Semangat
10. Faktor Peran Orang Tua dan Lingkungan
Maraknya permasalahan remaja yang semakin kompleks ini tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Peran orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh pada kehidupan remaja. Jadi, sebagai orang tua dapat mendiskusikan berbagai hal pada anaknya.
Masalah yang Sering Terjadi di Masa Remaja (Isu Sosial)
Jika contoh di atas merupakan masalah remaja secara umum, berikut lebih spresifik merupakan beberapa masalah sosial yang kerap dialami oleh remaja adalah :
- Depresi akibat tekanan sosial dari media elektronik terutama terjadi pada remaja perempuan akibat kecenderungan FOMO (fear of missing out) seperti yang dijelaskan di atas. Dimana remaja seakan merasa harus melakukan dan memiliki apa yang dilakukan dan dimiliki temannya termasuk penampilan fisik.
- Akitivitas seksual sudah bisa menjadi masalah bagi remaja karena pada umur tersebut (12 tahun ke atas), mayoritas sudah mengalami pubertas. Berbagai dampak negatif dari kurangnya pencegahan seperti kehamilan pada remaja dan penyakit seksual menular terjadi sejak dini.
- Penggunaan obat terlarang dan alkohol tidak dipungkiri semakin marak terjadi tidak hanya di kota besar atau metropolitan. Dampak negatif pada tubuh secara fisik hingga mental dapat menjerumusakan remaja pada berbagai masalah lebih berat seperti kriminalisme.
Solusi Masalah Remaja (Peran Orang Tua Sangat Penting)
Berikut merupakan 5 hal yang perlu ditanamkan dan dipahami remaja agar dapat menjadi solusi mengatasi masalah remaja :
1. Penampilan Tidak Harus Mengikuti Tren
Jika para remaja memiliki permasalahan terkait penampilan mereka, sebaiknya diskusikan dengan mereka mengenai penampilan yang benar-benar mereka inginkan dan tidak hanya sekedar mengikuti tren.
2. Pendidikan yang Sukses Tidak Harus Menjadi Juara Kelas
Apabila ada yang memiliki masalah terkait pendidikan, jangan terlalu memaksakan kehendak diri sendiri terhadap remaja. Sebaiknya, dorong mereka untuk melakukan kegiatan ekstra kurikuler yang disukai. Hal ini akan membantu untuk lebih santai dan membuat lebih fokus berkonsentrasi.
3. Tidak Perlu Membandingkan Diri dengan Teman Sebaya
Tekanan teman sebaya terkadang membuat para remaja tidak bisa menjadi dirinya sendiri. Di sinilah peran orang tua sangat penting. Orang tua bisa menjelaskan kalau mereka unik dengan caranya sendiri. Selain itu, mereka juga bisa memilih untuk memiliki pendapat, pandangan, hobi, atau pilihan mereka sendiri.
4. Ajarkan Cara Keluar dari Bullying
Masalah lain seperti bullying juga harus diatasi dengan benar. Orang tua bisa memastikan bahwa anaknya bisa menghadapi atau melawan itu semua jika ditindas. Ajarkan mereka untuk keluar dari situasi itu dengan bercerita kalau dulu pernah mengalami hal yang sama.
Baca Juga : Atasi Depresi dengan Pelukan. Simak Selengkapnya di Sini!
5. Percaya pada Diri Sendiri
Selain bantuan dan dukungan dari orang lain, kamu juga perlu lebih percaya diri dan menghargai dirimu sendiri. Kamu tidak perlu mendengarkan omongan atau komentar orang lain yang tidak membangun atau hanya menjatuhkan dirimu. Yakinlah bahwa kamu itu spesial dan tidak kurang suatu apapun karena Before Anyone Else is You!
Itu dia Sahabat AVO, sederet permasalahan remaja dan solusinya. Sebagai remaja, sangat wajar apabila kamu merasakan berbagai emosi. Sayangnya apabila emosi ini diekspresikan dengan cara menyakiti diri serta orang lain, maka bisa menimbulkan masalah. Pastikan untuk selalu mempertimbangkan bantuan dari orang lain, kapanpun kamu membutuhkannya.
Last Updated on November 29, 2023
No Comment